Petruk, ketampanan yang hilang karene kesombongan

macam macam petruk

Petruk di dalam pedalangan mempunyai nama lain Tong-tongsot, Jengglongjaya, Suragendela, Ronggong jiwan, Kantong Bolong, bentuk wandanya Bujang, Jamblang, Genjlong. Wanda Nala Gareng adalah wanda Koral, Kancil, Jangkrik dan Pacet.

Menurut pedalangan, Petruk adalah anak pendeta Gandarwa Rajaswala atau Resi Selantara di padepokan Kembangsore.

Bacaan Lainnya

Semula ia berwajah tampan dan bernama Bambang Panyukilan. Karena kesombongan dan kecongkaannya yang mengaku paling sakti di dunia, Bambang Panyukilan mendapat lawan Bambang Sukskati yang memiliki watak yang sama, mengaku paling sakti sendiri.

petruk

Keduanya kemudian berkelahi dan mendapat peringatan dari Sanghyang Ismaya sehingga karena kesombongannya, Bambang Panyukilan menjadi berwajah jelek bernama Petruk dan Bambang Sukskati menjadi Nala Gareng (lihat Menguak Gareng yang jarang dibahas di pewayangan).

Petruk dan Gareng menjadi anak angkat Batara Ismaya, kemudian diserahkan kepada Semar. Oleh karena itu keduanya dianggap anak Semar, Gareng paling tua, kemudian Petruk dan terakhir Bagong. Mereka disebut Panakawan yang bertugas menjadi pamong trah keturunan witaradya.

Petruk mempunyai istri bernama Dewi Ambarawati atau Dewi Wrantawati, putri Prabu Ambaraja di negara Pandansurat yang didapatnya melalui perang tanding melawan para pelamar lain.

Dewi Ambarawati kemudian diboyong ke Girisarangan dan Resi Parikenan yang menjadi wali perkawinannya. Dari perkawinan tersebut, Petruk mempunyai seorang anak berwajah tampan namanya Lengkungkusuma.

Baca juga: Mengenal Semar yang tidak pernah Anda duga sebelumnya

Cerita ini kemudian digubah dalam bentuk carangan lakon Petruk Dadi Ratu, yang menceritakan Petruk menjadi raja di negara Lojitengara bergelar Prabu Welgeduwelbeh.

Ia dimintai bantuan raja Dwarawati Prabu Kresna agar membinasakan pemberontak dari negara Trancanggribig Prabu Pandupragolamanik.

Setelah berhasil mengalahkan raja Trancanggribig yang ternyata Nala Gareng itu, Prabu Welgeduwelbeh menerima anugerah putri Dewi Wrantawati, yang kemudian setelah raja Lojitengara berubah aslinya menjadi Petruk, Dewi Wrantawati juga berubah menjadi aslinya, Dewi Ambarawati seperti nama Bambang Senet pada Abimanyu dalam lakon carangan Semar Mantu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *