Limbuk dan Cangik adalah tokoh ibu dan anak yang bertugas menjadi dayang-dayang permaisuri maupun putri raja.
Di dalam pakeliran ditampilkan setelah adegan pertama. Pembicaraan antara Cangik sebagai ibu dan Limbuk sebagai anak tidak selalu ada kaitannya dengan alur cerita suatu pementasan, tetapi hanya digunakan sebagai selingan atau adegan hiburan dan menyampaikan penerangan masyarakat (penonton).
Baca juga: Bagong, ternyata dia tercipta dari sesuatu yang sulit dipercaya
Sehingga adegan Limbuk Cangik ini merupakan muatan lokal yang digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada publik, menjelaskan keperluan pergelaran wayang saat itu agar pertunjukan lebih bermakna dan jelas.