Citraksi adalah putra Drestarata dengan Dewi Gendari, termasuk keluarga Kurawa yang terkenal dan sering ditampilkan dalam pakeliran wayang kulit.
Citraksi sangat akrab dengan saudaranya yang bernama Citraksa. Keduanya berwajah hampir sama namun logat bicaranya yang berbeda. Citraksi memiliki logat bicara gagu, dan kadang terdengar lucu.

Citraksi, Citraksa, Citrakundala, Citramuka, dan Upanandaka tewas dalam pertempuran Bharatayuda tergilas gada Rujakpolo milik Arya Werkudara.
Baca juga: Bambang Aswatama yang tewas oleh kaki Bayi
Melihat putra-putra Drestarata tewas satu demi satu, Ki Radeya yang menjadi kusir (sais) kereta Astina dan ayah angkat Basukarna itu menjadi sangat ketakutan dan lari terbirit-birit.
Sebenarnya Arya Werkudara telah menyuruhnya berhenti dan tidak perlu takut, karena Radeya tidak termasuk daftar yang harus dihadapi Pandawa.
Namun karena Radeya salah dengar disebabkan daya tangkap pendengarannya yang sudah rapuh, maka kata-kata Werkudara justru dianggap menantang, Radeya disuruh berhenti.
Baca juga: Kartamarma, Kesatriya Kurawa Sang Pengecut
Saking takutnya, Radeya semakin kencang dan berusaha menghindari Werkudara. Tanpa diduga, karena kelewat takut, akhirnya Radeya terjatuh ke dalam jurang dan menemui ajalnya di dalam jurang.