Dalam cerita wayang kulit, Raden Kartamarma adalah putra Prabu Drestarara dengan Dewi Gendari, termasuk keluarga Kurawa dan menjadi orang kepercayaan Prabu Duryudana. Ia berkedudukan di kasatriyan Banyu Tinalang atau disebut juga Sekarcinde.
Didalam perang Bharatayuda, Kartamarma ikut tampil ke Tegalkurukasetra, namun setelah Resi Druna (Durna) gugur, Kartamarma menghilang tak tentu rimbanya. Ia pergi meninggalkan medan perang Bhararayuda, dan muncul kembali setelah perang Bharatnyuda selesai.
Kartamarma bergabung dengan Bambang Aswatama di hutan, kemudian kembali ke Astina setelah mendengar berita bahwa negara itu telah jatuh ke tangan Pandawa.
Baca juga: Durmagati, Kesatriya Kurawa yang mati sia-sia
Ia bersama Aswatama diam-diam membuat terowongan menuju istana Astina. Peristiwa tersebut diceritakan dalam lakon Aswatama Nglandak.
Aswatama berhasil menyelundup masuk istana dan dapat membunuh Subadra, Pancawala, Drestajumena, Banowati dan Wara Srikandi.
Namun sayang, ia kemudian tewas terkena keris Pulanggeni yang tertendang gerakan kaki bayi Pankesit putra Abimanyu.
Waktu itu, Kartamarma berjaga-jaga di luar istana, namun malang nasib Kartamarma karena ia ketahuan Arya Werkudara lalu dibunuhnya.
Dalam cerita versi Jawa, setelah mati Kartamarma menjadi binatang pengerat pohon kelapa yang disebut wawung.
Baca juga: Dursasana Satriya Kurawa yang tewas dicincang