
Prabu Jarasanda adalah putra Prabu Briyadata raja negara Giribajra. Ia menggantikan tahta ayahnya setelah membunuh ayahnya sendiri, kulitnya digunakan untuk selaput genderang pusaka negara. . Giribajra berwujud tambur.
Dengan pusaka tambur atau genderang itu, Prabu Jarasanda akan mengetahui tanda-tanda jika suatu saatada musuh yang akan memasuki wilayah negaranya.
Baca juga: Prabu Niwatakawaca satria tampan yang dikutuk Batari Supraba menjadi raksasa
Jika ada musuh yang akan memasuki negara Giribajra, genderang tersebut akan berbunyi dengan sendirinya.
Tubuh Prabu Jarasanda dipenuhi oleh noktah atau belang berajah yang merupakan kesaktian tersendiri. Ia menyembah dewa Kala dan setiap tahun harus mempersembahkan korban atau bekakak untuk Sanghyang Kala.
Suatu hari Prabu Jarasanda menyuruh kerabat kepercayaannya untuk mencari dan mengumpulkan 1000 raja untuk dipenggal kepalanya.
Tugas tersebut diserahkan kepada Raden Hamsa dan Arya Susena putranya sendiri. Sedangkan Arya Dimbaka ditugasi memenggal kepala seribu pendeta yang akan digunakan untuk persembahan bagi Sanghyang Kala agar cita-citanya dapat hidup seribu tahun dapat terlaksana.
Bersamaan waktunya dengar Prabu Jarasanda mencari 1000 kepala raja dan kepala pendeta, Pandawa bermaksud menyelenggarakan Sesaji Rajasyuya untuk persembahan kepada Sanghyang Wisnu karena Prabu Puntadewa dan saudaranya menganut agama Wisnu.
Untuk suksesnya penyelenggaraan sesaji Rajasyuya tersebut, Pandawa harus mencari tawur/korban manusia paling biadab di muka bumi sebagai lambang telah menumpas kejahatan. Akhirnya Arya Werkudara, Arjuna dan Sri Kresna berangkat ke negara Giribajra.
Atas petunjuk Sri Kresna, Arjuna berhasil memanah genderang sakti pusaka kerajaan Giribajra. Bersama jatuhnya tambur tersebut, roh Prabu Briyadata terlepas dari dalam kurungan tambur lalu menemui Sri Kresna, Werkudara dan Arjuna.
Atma (sukma) Briyadata meminjam tubuh Bima untuk digunakan dalam membinasakan putranya sendiri Prabu Jarasanda.
Setelah roh Briyadata menyusup ke tubuh Arya Sena, seketika itu Arya Werkudara semakin bersemangat ingin segera menumpas Prabu Jarasanda.
Raja Giribajra itu sangat kaget melihat kedatangan Arya Sena karena tanpa ditandai dengan bunyi genderang. Arya Sena mengaku sebagai dewa pencabut nyawa yang akan segera mengakhiri hidup Jarasanda, sehingga terjadilah perkelahian yang cukup seru.
Baca juga: Begawan Ciptaning Resi jelmaan Arjuna yang berhasil membunuh Prabu Niwatakawaca
Namun karena Jarasanda harus memetik buah karma, akhirnya ia tewas dibunuh oleh Arya Werkudara. Raden Dimbaka dan Hamsa juga menemui ajalnya ketika keduanya hendak membela Prabu Jarasanda.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com