Menguak Gareng yang jarang dibahas dalam pewayangan

Nala Gareng dalam pewayangan juga disebut Cakrawangsa, Pegatwaja, Pancalpamor. Ia lazim disebut anak Semar yang termasuk golongan panakawan. Cerita keberadaan Nala Gareng dapat diceritakan sebagai berikut : Resi Sukskadi brahmana di padepokan Bluluktiba mempunyai seorang anak bernama Bambang Sukskati. Anak itu kemudian pergi bertapa di bukit Candala.

Setelah selesai bertapa, Bambang Sukskati mohon diri kepada Resi Sukskadi untuk mengembara. Tetapi ia justru ingin menaklukkan raja-raja setelah diijinkan mengembara oleh ayahnya.

Gareng
Menguak Gareng Yang Jarang Dibahas Dalam Pewayangan 2

Baca juga: Mengenal Semar yang tidak pernah Anda duga sebelumnya

Pada waktu yang sama, di padepokan Kembangsore berdiam seorang pendeta Gandarwa bernama Begawan Selantara.

Ia mempunyai seorang anak laki-laki namanya Bambang Panyukilan. Anak Resi Selantara itu sangat sakti karena sejak kecil gemar bertapa di hutan-hutan yang terkenal angker. Bambang Panyukilan juga meminta diri ingin mengembara untuk menguji kesaktiannya.

Di tengah perjalanan Bambang Panyukilan berjumpa dengan Bambang Sukskati. Keduanya sama-sama congkaknya dan memamerkan kesaktian yang menurutnya tanpa tanding. Akhirnya keduanya berkelana hingga lima hari dan tak ada pemenangnya.

Karena perkelahian dua manusia congkak itu menimbulkan gara-gara, Sanghyang Ismaya segera turun ke Arcapada menemui Bambang Sukskati dan Bambang Panyukilan.

Keduanya kemudian dinasehati bahwa perkelahian akan mengakibatkan kebencian dan dendam yang merupakan kejelekan hidup yang harus disingkiri.

Tetapi Bambang Sukskati maupun Bambang Panyukilan masih merasa dirinya manusia super dan tak mau menerima nasehat Batara Ismaya. Keduanya ingin melanjutkan kembali perkelahiannya untuk menentukan siapa pemenangnya.

Melihat sikap kedua manusia congkak itu, Batara Ismaya bersabda bahwa kesombongan dan kecongkaan adalah suatu kejelekan, maka Bambang Sukskati dan Bambang panyukilan berubah dari berwajah tampan menjadi jelek.

Akhirnya keduanya mengakui salah dan kesaktian yang dimiliki belum seberapa dibanding dengan kesaktian Batara Ismaya. Bambang Sukskati kemudian diberi nama Nala Gareng, Bambang Panyukilan diberi nama Petruk.

Saat itu Resi Sukskadi dan Resi Selantara datang menghadap Sanghyang Ismaya memohonkan maaf atas perbuatan anak mereka masing-masing. Nala Gareng dan Petruk kemudian diserahkan kepada Batara Ismaya. Akhirnya keduanya diangkat menjadi anak Hyang Ismaya lalu disuruh mengikuti Semar.

Baca juga: Parikesit Raja terakhir Astina yang membawa kemuliaan

Nala Gareng mempunyai seorang istri bernama Dewi Sariwati, putri Prabu Sarawasesa dengan Dewi Saradewati di negara Selarengka yang diperoleh atas bantuan Resi Tritusta.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

You might also like