Raksasa Cakil sebenarnya hanya nama sebutan paling praktis sesuai dengan bentuknya yang bermata kriyipan, gigi bertaring mencuat ke depan dan ia selalu tampil paling depan sebagai pimpinan raksasa brabah (buta brabah).
Namanya menurut selera atau keinginan dalang yang akan memberi sebutan, biasanya dinamakan Gendir penjalin, Klantang mimis, Ditya Banyakcalora dan sebagainya.

Baca juga: Melacak siapa sebenarnya Togog dan Bilung
Di negara Alengka, raksasa Cakil digunakan untuk tokoh Ditya Marica, raksasa kesayangan/jineman Prabu Dasamuka karena kecerdikannya yang dapat merubah bentuk menjadi seekor kijang kencana.
Ia selalu dapat memberikan kepuasan bagi Prabu Dasamuka. Salah satu tugas yang pernah diselesaikannya dengan gemilang yaitu mengadu domba antara Subali dan Sugriwa.
Pada masa pemerintahan Prabu Harjunasasra di Maespati, Kala Marica juga berhasil menipu Dewi Citrawati bahwa Prabu Harjunasasra gugur dibunuh oleh Prabu Dasamuka, sehingga Dewi Citrawati kemudian bunuh diri diikuti istri domas sebanyak 400 istri yang lainnya.
Didalam Ramayana, Kala Marica bertugas memisahkan Sri Rama dengan Dewi Shinta dengan caranya yang cerdik yaitu merubah wujud menjadi seekor kijang kencana (emas).
Raksasa Cakil ditampilkan sebagai tokoh penggoda satriya yang bertapa maupun dalam perjalanan di hutan.
Perang antara raksasa Cakil dengan satriya disebut perang kembang, yang sebenarnya suatu perlambang kembangnya kehidupan.
Apabila ingin sukses, seorang kesatrinya harus mampu melawan nafsunya sendiri sebanyak empat jenis (amarah, supiah, mutmainah dan aluamah).
Sehingga didalam perang kembang biasanya ditampilhan raksasa berjumlah empat. Satu Cakil dan tiga raksasa lan sepern Galiyuk, Buta Terong dan raksasa Rambut geni.
Baca juga: Bagong, ternyata dia tercipta dari sesuatu yang sulit dipercaya
Maka, tokoh-tokoh yang sering bertarung dengan cakil pasti mereka yang masih muda, seperti Arjuna, Abimanya, dan tokoh-tokoh lain yang masih muda.