Secara singkat, bangsal pradangga adalah bangunan yang didirikan khusus untuk tempat menabuh gamelan. Namun, admin akan mencoba lebih dalam untuk membahasnya, sehingga paling tidak kita paham dengan sesungguhnya.
Seperti yang kita tahu bahwa pada setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal (atau dalam bulan Jawa disebut bulan Mulud) maka gamelan sekaten akan dikeluarkan untuk ditabuh mengiringi upacara.
Dilansir dari surakarta.go.id Keraton Surakarta memiliki dua gamelan peninggalan kerajaan Demak yaitu disebut Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari.
Baca juga: Bangge dan Banggen dalam karawitan, apa sih bedanya?
Kedua gamelan tersebut disimpan di area Masjid Agung Surakarta. Nah, tempat tersebut biasa disebut Pagongan. Utamanya Pagongan selatan yang didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono III, pada tahun 1786.
Peletakkan atau penyimpanan gamelanpun bukan tanpa makna, karena ternyata memiliki lambang tersendiri.
Gamelan pertama yang disebut Kyai Guntur Madu melambangkan syahadat tauhid diletakkan di Pagongan bagian selatan dari Masjid Agung. Sedangkan, yang disebut Gamelan Kyai Guntur Sari melambangkan syahadat rasul akan diletakkan di Pagongan bagian utara dari Masjid Agung.
Adapun letak Pagongan terletak di Komplek Masjid Agung Surakarta (Solo) tepatnya di daerah Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
Letaknya simetris di sisi utara dan selatan dari Masjid Agung. Pagongan ternyata memiliki sebutan lain, yaitu Bangsal Pradangga atau Bangsal Sekati. inilah mengapa admin ingin mengulasnya lebih dalam. Hal ini tidaklah nyeleneh, karena Pagongan memang difungsikan untuk tempat penyimpanan penyimpanan.
Bangsal Pradangga atau Pagongan memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tempat penyimpanan Gamelan sekaligus menjadi tempat ditabuhnya Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari.
Bangsal ini digunakan pada saat akan diadakannya Upacara Sekaten mulai dari 5 Rabiul Awal sampai dengan 12 Rabiul Awal.
Selama waktu 7 hari berturut-turut tersebut akan ada niyaga yang datang ke Pagongan untuk menabuh gamelan.
Meskipun hanya tempat gamelan Pagongan,s etiap kali akan digunakan akan dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Pembersihan area hingga pengecatan ulang dilakukan agar tampil benar-benar bersih.
Baca juga: Bancik Kendhang, istilah yang jarang diketahui anak sekarang
Tidak hanya meliputi tembok, lantai dan atap sirap juga turut dibersihkan dan diperbaiki dengan menggunakan kayu ulin. Kayu ulin dipilih karena kayu jenis ini mampu tahan cuaca sekaligus panas.
Memang banyak masyarakat yang belum mengenal Bangsal Pradangga atau Pagongan. Ini sangatlah disayangkan, karena sebenarnya ini adalah bagian dari budaya yang perlu dilestarikan.